Saturday, December 18, 2010

Su Cancion [My OC FF]

Disclaimer: Hidekaz Himaruya
Characters: Severina Oxenstierna/Sweden Jr and Fernando Jose-Carriedo/Macau
Rate: K
Genre: Romance


Su Cancion



Severina Oxenstierna menghela nafas panjang di kamarnya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya di taman umum. Fernando Jose-Carriedo, orang yang disukai Severina tujuh bulan belakangan ini ternyata seorang playboy. Hal itu tentu saja menyakitkan hati Severina yang mencintai Jose walau Severina menyadari dirinya hanya gadis sebelas tahun yang tergila-gila pria yang lebih tua delapan tahun darinya.

"Huh!" keluh Severina kesal sambil membenamkan wajahnya ke bantal. "Aku memang tidak cantik kalau dibandingkan dengan wanita-wanita yang sering dikencani olehnya."

Tiina mengintip dari luar kamar Severina untuk memastikan apa yang terjadi pada anaknya yang paling kecil dan perlahan-lahan Tiina masuk ke kamar Severina dan mendekati Severina sambil mengelus kepala Severina. "Ada apa, sayang? Kau tampak sedih dan muram."

Severina menegadahkan wajahnya dengan wajah yang memerah. "Aku mencintai seseorang. Walau seseorang itu membuatku merasa pusing karenanya."

"Wah," Tiina terkejut. "Seperti apa orangnya."

"Orangnya tampan. Berwajah Asia-Eropa dengan kulit kecoklatan dan pecinta tomat. Mirip dengan Om Antonio tetapi dia-," ujar Severina dengan wajah memerah. "Tapi sayangnya dia tidak mencintaiku."

"Hmm," Tiina bergumam sambil berpikir. "Buat dia mencintaimu."

Severina tertunduk sedih. "Banyak gadis yang lebih cantik dariku. Dan mereka selalu mendekatinya."

"Kau tahu perasaannya terhadapmu?" tanya Tiina hati-hati.

"Aku tidak pernah bertanya padanya," Severina berkata. "Aku takut-"

"Tanyakanlah," kata Tiina. "Itu akan membantu."

Severina menggeleng-gelengkan kepala. "Apa itu yang mama lakukan terhadap papa?"

Tiina terdiam sebentar, teringat dimana ketika dia dan Berwald bertengkar karena Berwald mengira Tiina memiliki hubungan khusus dengan Eduard von Bock, sahabatnya sejak kecil. Dari pertengkaran mereka berbuah hasil yang tidak baik, Tiina kabur dari rumah dan mengandung anak Berwald tanpa adanya ikatan pernikahan ketika kabur dan yang terparah adalah Tiina mengalami keguguran akibat tabrakan. Dan alasannya Tiina begitu polos dan tidak bisa mengutarakan perasaannya yang sesungguhnya pada Berwald sehingga pertengkaran itu terjadi. Mengingat hal itu, Tiina merasa sakit karenanya walau kini mereka sudah hidup bahagia sampai sekarang.

"Ehm, sebaiknya kamu mengatakan saja padanya. Lebih cepat dia tahu lebih baik," Tiina berdeham. "Supaya kalian tidak salah paham."

"Mama pernah tidak mengatakan bila mama mencintai papa dulu?" Severina balik bertanya.

"Ya, dan itu ternyata menimbulkan kesalahpahaman yang besar. Mama menyesal tidak bisa mengatakan pada ayahmu waktu itu padahal mama mencintainya sejak lama sekali," Tiina berkata.

"Tapi mama dan papa terlihat bahagia sekarang," celetuk Severina.

"Yah, itu karena mama mengatakan semuanya pada papamu. Itu sangat melegakan karena aku tahu papamu mencintai mama."

"Kurasa papa sangat mencintai mama. Karena papa selalu marah kalau mama makan manis-manis terlalu banyak," Severina berkata dengan nada geli.

"Hus!" tegur Tiina. "Jangan ungkit masalah itu lagi."

Severina tersenyum geli. "Terima kasih atas nasihatnya, mama. Aku akan mencobanya lain kali."
.
.
Beberapa bulan kemudian, Severina mendatangi kediaman Jose dengan cemas. Maksud kedatangannya adalah untuk mengutarakan perasaan cintanya terhadap Jose. Tidak peduli Jose menolaknya atau tidak, yang penting Severina sudah mengatakannya pada Jose. Severina mencoba mengetuk pintu rumah Jose tetapi tangan tersebut selalu saja diturunkannya. Rasanya takut bagi Severina.

"Jangan berdiri terus di sana, Miss Oxenstierna. Nanti kamu membeku di sana, senorita."

Severina menoleh untuk melihat siapa pemilik suara tersebut. Rupanya Jose ada di belakangnya, mungkin baru datang dari acara kencannya. Mendadak Severina menjadi gugup, sekujur tubuhnya gemetar. Wajahnya memerah bagaikan tomat.

"Ada perlu apa kesini, sayang?" tanya Jose lembut. "Ada sesuatu?"

Mulut Severina seolah-olah terkunci. Niatan awalnya hilang begitu saja ditelan kegugupannya. Bilang. Tidak. Bilang. Tidak. Bilang. Tidak.

"Er-," Severina mencoba mengeluarkan kata-katanya, tidak peduli wajahnya kini sudah semerah tomat milik keluarga Carriedo. "Aku-"

"Katakan saja apa maumu," ujar Jose lembut dan mengelus kepala Severina perlahan.

"Jag alskar dig, Jose."

Jose memandangi Severina dan meninggalkan Severina sebentar. Lalu Jose kembali sambil membawakan bunga lily dan beberapa tomat. Severina masih terpaku di tempatnya karena gugup.

"Ini," Jose mengulurkan bunga lily tersebut kepada Severina dan mencium pipi Severina. "Te Quiero, Miss Oxenstierna."

"Sungguh?" tanya Severina dengan nada gugup tetapi senang.

"Kau tahu, aku selalu memperhatikanmu. Dan aku berusaha untuk berubah demi dirimu. Kalau kau tahu, aku suka berkencan dengan banyak perempuan tapi demi dirimu aku akan berubah," katanya lagi. "Aku pasti akan menjadi kekasihmu yang paling baik, mi amor."

Severina tersenyum lembut. "Panggil nama kecilku saja, Jose."

"Baiklah, Sev. Itu lebih baik," gumam Jose dan memeluk Severina dengan erat lalu Severina terbenam dalam pelukannya. Dalam hati Severina berterima kasih pada Tiina. Kalau bukan karena Tiina. Severina tidak akan merasa sebahagia ini.

FIN